Jalur Pendakian Via Kalibaru (Puncak Sejati)
Gunung Raung jalur kalibaru merupakan
jalur pendakian terekstrim di Pulau Jawa, dimana diperlukan waktu
pendakian normal selama 6 hari yang tentunay diperlukan juga fisik dan
mental yang bagus serta peralatan khusus dan teknik pemanjatan untuk
menggapai puncak sejatinya.Berikut ini adalah jalur pendakian dan pos
yang akan dilewati untuk mencapai Puncak Sejatinya:
Basecamp Rumah Pak Suto,– Pos1
Dimulai dari Basecamp/rumah Pak Suto akan
berjalan sejauh 5600 m, melewati perkebunan penduduk yang mayoritas
adalah perkebunan kopi, dan sekitar 2,5 jam kemudian akan tiba di Pos
1(ditandai dengan sebuah rumah bekas di tengah kebun kopi milik Pak Sunarya). Di
sebelah kiri jalur Pos 1 ini ada jalur menuju sungai yang merupakan
sumber air terakhir di jalur pendakian ini, disini diharapakan setiap
pendaki untuk mengisi perbekalan air sebelum melanjtukan pendakian,
dimana minimal setiap pendaki harus membawa 10 liter air. Apabila ingin
mempersingkat waktu dan efektifitas tenaga maka untuk menuju Pos 1 dapat
dilakukan dengan menggunakan kendaraan ojek dari basecamp dengan harga
Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-/Orang. Pos 1 ini terletak pada
ketinggian 980mdpl.
Pos 1 – Pos 2
Dari Pos 1 berjalan akan berjalan
melewati batas perkebunan dan hutan, kemudian mulai memasuki hutan yang
lebar namun lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak pohon dan
semak berduri, jalan yang dilalui belum banyak menanjak dan cenderung
melipir menyisiri hutan.Diperlukan waktu normal selama kurang lebih 4
jam untuk menempuh jarak dari Pos 1 menuju Pos 2 sejauh 4130 meter. Pos 2
ini merupakan tempat camp yang terluas selama jalur pendakian dan
pendaki dapat bermalam disini. Pos 2 ini terletak pada ketinggian 1431
mdpl.
Pos 2 – Pos 3
Dimulai dari Pos 2 inilah para pendaki
akan mulai melalui track menanjak mengikuti punggungan dan tidak lagi
melipir. Track yang dilalui cukup sempit dimana di sebelah kirinya
adalah jurang. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai Pos 3, di
pos 3 ini terletak persis di tengah jalur pendakian namun agak luas dan
dapat mendirikan camp dengan 2 tenda.Camp 3 terletak pada ketinggian
1656mdpl.
Pos3 – Pos 4
Lepas dari pos 3 pendakian dimulai
dengan melalui jalan landai, kemudian akan melewati turunan sebelum
berpindah punggungan dan melalui jalan menanjak yang cukup panjang.
Setelah kurang lebih 2 jam akan tiba di Pos 4, sebuah tanah lapang yang
sempit namun dapat digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum
melanjutkan pendakian. Pos 4 terletak pada ketinggian 1855 mdpl.
Pos 4 – Pos5
Pendakian pada rute ini masih tetap dalam
satu punggungan namun track yang dilalui semakin terjal dan rapat
dimana banyak terdapat pohon berduri(disarankan selama pendakian
menggunakan pakaian lengan panjang), bila hujan jalur ini akan menjadi
sangat licin. Waktu yang diperlukan untuk melalui rute ini adalah selama
lebih kurang 45 menit. Pos 5 ini tidak terlalu luas namun sedikit di
bawah pos 5 juga terdapat tempat yang cukup luas untuk beristirahat dan
biasanya di area pos 5 ini digunakan untuk tempat beristirahat makan
siang sebelum melanjutkan pendakian. pos 5 terletak pada ketinggian
2115 mdpl.
Pos 5 – Pos 6
Setelah beristirahat di pos 5 bersiaplah
kita untuk melanjutkan pendakian yang semakin berat dimana jalurnya
semakin terjal serta tipis dimana kanan-kiri jurang untuk itulah
diharapkan berhati-hati saat melintasi rute ini. Rute ini tidak terlalu
lama karena hanya sekitar 30 menit akan tiba di camp 6/Pos 3. Di pos 6
ini terdapat area camp yang berundak – undak sebanyak 3 undakan dan
dapat digunakan untuk tempat bermalam. pos 6 terletak pada ketinggian
2285 mdpl.
Pos 6 – Pos 7
Pendakian pada rute ini semakin berat
dimana akan semakin mendekati puncak Gunung Wates, yang tentunya
tracknya semakin terjal, jalur pendakiannya pun semakin terbuka dan
udara semakin dingin diiringi angin yang semakin kencang dank abut tipis
yang mulai turun menutupi jalur pendakian.Setelah sekitar 45 menit kita
akan tiba di pos 7, yang merupakan camp di area terbuka, sebuah
dataran yang cukup luas dan terbuka, dapat mendirikan 3 tenda. Di pos 7
ini kita dapat menikmati pemandangan negeri di atas awan yang sangat
indah, dimana di depan terdapat puncak gunung wates, sebelah kiri dan
kanan kita dapat melihat berjajar punggungan serta lembahan, dari
kejauhan juga mulai tampak puncak raung yang berbentuk bebatuan, apabila
malam dan kondisi cerah pemandangan bintang-bintang yang bertebaran di
langit yang memancarkan sinarnya serta gemerlap lampu-lampu di perkotaan
yang tampak dari kejauhan akan menjadi pemandangan yang dapat kita
nikmati di malam hari, di pos 7 ini pun mulai terdapat bunga edelweisss
yang apabila mekar menjadi pemandangan indah bagi kita. Kondisi di pos
7 ini tanahnya rawan longsor dan juga udara dingin serta angin yang
berhembus kencang dikarenakan areanya yang sangat terbuka, untuk itulah
agar berhati-hati jika ingin bermalam di pos 7 ini. pos 7 terletak
pada ketinggian 2541 mdpl.
Pos 7 – Pos 8
Perjalanan dari pos 7 menuju pos 8
diawali dengan melewati punggungan terakhir menuju puncak gunung wates
selama sekitar 45 menit, sementara itu jalurnya cukup terjal dan rapat
oleh pohon berduri. Dari puncak gunung Wates pendakian dilajutkan dengan
melipiri punggungan yang sangat tipis dengan bibir jurang yang sangat
membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian. Setelah berjalan melipir kita
akan mulai melalui track menanjak dimana mulai terdapat vegetasi khas
puncak gunung. Total waktu menuju pos 8 ini adalah sekitar 2 jam
perjalanan normal.pos 8 terletak pada ketinggian 2876 mdpl.
Pos 8 – Pos 9
Inilah rute terakhir yang harus dilalui
sebelum mencapai puncak gunung raung, pada rute ini jalurnya semakin
terjal, mulai banyak bunga edelweiss, vegetasinya pun semakin jarang dan
pepohonan tua yang menjadi ciri khas sebelum puncak gunung. Setelah
berjalan sekitar 1 jam barulah kita tiba di pos 9 yang merupakan
camp terakhir yang dapat kita gunakan untuk beristirahat, di pos 9 ini
merupakan batas vegetasi sebelum melewati bebatuan untuk mencapai puncak
raung. Pos 9 terletak pada ketinggian 3023 mdpl.
Pos 9 – Puncak Raung
Dari pos 9 yang merupakan batas vegetasi
selanjutnya kita berjalan selam lebih kurang 10 menit dan akan tiba di
puncak semu gunung raung 3154mdpl, tak jarang puncak ini juga dinamakan
puncak kalibaru sebagai mana jalur pendakian ini. Di atas puncak gunung
raung inilah kita kembali dapat menikmati keindahan negeri di atas awan,
dimana dapat memandangi indahan awan yang serasa begitu dekat dan
sejajar dengan kita, dari kejauhan tampak menjulang deretan punggungan
gunung argopuro dan semeru, sementara pada arah sebaliknya dapat
memandangi laut dan pulau Bali di seberang sana, selain itu di depan
kita telah tampak jalur menuju puncak sejati yang sangat menantang,
bebatuan dengan kanan kiri jurang dalam yang cukup memacu adrenalin kita
sebelum menapakinya, dan yang tidak kalah juga adalah pemandangan
puncak 17 yang berbentuk
piramida yang seoleh mengundang kita untuk segera mencapai puncaknya.
Puncak Raung – Puncak Sejati Gunung Raung
Inilah rute pendakian terakhir dan juga
terekstrim yang harus kita lalui untuk mencapai puncak sejati. Dimulai
dari puncak raung kita berjalan turun melipiri bibir jurang lalu
mengikuti sebuah jalan landai dan akan tiba di titik ekstrim yang
pertama. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana di
sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter, untuk itulah di titik
ekstrim pertama ini kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter,
di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 bolt dan di titik anchor
atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat digunakan sebagai
anchor utama. Setelah melewati titik ekstrim 1 kita terus bejalan
menanjak menuju puncak 17/piramida,sampai pada titik ekstrim yang kedua
yaitu 10 meter sebelum puncak 17. Disini kita kembali harus membuat
jalur pemanjatan, dimana leader melakukan artificial climb selajutnya
setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya
dengan teknik jumaring. Selanjutnya perndakian dilakukan dengan melipir
dan menuruni bibir jurang yang tipis sekali, disini merupakan titik
ekstrim ketiga yang juga harus dipasangi pengaman bisa dengan
menggunakan tali kernmantel ataupun dengan membentangkan webbing sejauh
kurang lebih 10 meter. Selepas dari titik ekstrim ketiga ini kita terus
berjalan agak landai menelusuri jalan setapak yang sangat tipis sekali
dengan kanan kiri jurang sedalam 50 meter. Akhirnya tibalah kita di
titik ekstrim yang keempat/terakhir dimana kita harus memasang jalur
untuk menuruni tebing 15 meter dan menggunakan teknik rappelling untuk
mencapai ke bawah. Sesampainya di bawah kita masih harus melanjutkan
perjalanan, agak berjalan menurun ke bawah kita tiba di sebuah tempat
lapang dan teduh yang biasanya digunakan untuk tempat beristirahat
sebelum melalui tantangan terakhir yaitu mencapai puncak tusuk
gigi(bentuknya menyerupai tusuk gigi) dan puncak sejati. Dari tempat
istirahat ini perjalanan kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang
cukup terjal dimana jalur yang harus dilalui adalah batuan lepas dan
berpasir yang apabila diinjak rawan sekali untuk longsor, untuk itulah
diperlukan kehati-hatian dan menjaga jarak antar pendaki selama melewati
track ini agar apabila longsor batuan lepas tersebut tidak membahayakan
pendaki di bawahnya. Setelah mengakhiri tanjakan pada track bebatuan
ini tibalah kita di puncak tusuk gigi yang tedapat banyak bebatuan
besar,setelah itu dari puncak tusuk gigi kita melipir ke belakang dan
kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat
yang menjadi tujuan akhir dari pendakian ini, ya itulah PUNCAK SEJATI
GUNUNG RAUNG 3344 MDPL, ditandai dengan sebuah triangulasi dan plang
puncak sejati serta pemandangan sebuah kawah besar yang masih aktif yang
setiap saat mengeluarkan asapnya.
Catatan: Pada saat melakukan pendakian disarankan para pendaki menggunakan
pakaian safety (baju dan celana panjang, jika perlu dilengkapi geiters
dikarenakan jalur yang dilalui banyak pohon berduri, dan pacet, serta
hutan yang rapat). Setiap pendaki minimal membawa 10 liter air
dikarenakan sumber air hanya terdapat di pos 1, dan untuk mengantisipasi
kekurangan air di setiap camp disarankan membuat penampungan
air/tendon(paling sederhana dengan membuatnya dari botol aqua besar yang
dipotong terlebih dahulu). Pada saat menuju puncak sejati, tenda dan
perlengkapan lainnya ditinggal di pos 4, dan hanya membawa daypack
berisikan makanan, minuman dan perlengkapan pemanjatan(perlengkapan
standar :tali kernmantel statis min 1 buah dengan panjang min 30 meter,
webbing, carabiner screw dan non screw, jumar, figure of eight, prusik,
harnest serta untuk mengantisipasi dapat pula membawa pasak besi untuk
anchor tanam)
Jalur Pendakian Via Sumber Waringin
Pondok motor
Inilah shelter pertama, biasanya ada beberapa menawarkan jasa ojek ke
tempat ini. Lumayan, kita bisa hemat waktu. Karena dari basecamp ke
pndok ini kalau jalan kaki kita membutuhkan energy dan waktu untuk
menempuh kurang lebih 8 Km, dan biasanya di tembuh sekitar 4 jam. Dan
ingat! Tidak ada sumber air di gunung raung kecuali di basecamp!
Pondok sumur
Sekitar 2 jam perjalanan dari pondok sumur. Tempat ini lumayan luas,
cukup untuk 4 tenda, tapi penulis mengabaikan tempat ini untuk tempat
bermalam atau mendirikan tenda, karena alasan memperpendek jangkauan
dari camp ke puncak.
Pondok Demit
Inilah tempat paling efisien untuk mendirikan camp. Ciri tempat ini
adalah pohon kembar berdekatan, yang di bawahnya kita bisa mendirikan
tenda, tapi cuma cukup 2 tenda saja. Dari sini biasanya dengan metode
summit attack untuk pergi ke puncak. Jadi barang dan logistic kita
tinggal di camp, dan melanjutkan perjalanan ke puncak. Hal ini di pilih
oleh penulis karena sangat efisien, dan pendakian akan lebih ringan
tanpa membawa beban. Biasanya summit attack di mulai jam 3 pagi, karena
dari pondok demit ke puncak dibutuhkan waktu 2 jam, jadi kita masih bisa
menikmati sunrise di puncak gunung raung.
Pondok Mayit
Saat kita summit attack, pasti melewati shelter ini. Ini merupakan
tempat yang sangat lapang, tapi sayangnya tempatnya agak miring. Disini
kita bisa mendirikan lebih dari delapan tenda.
Pondok Angin
Ini adalah satu-satunya shelter yang memiliki tempat tang benar-benar
terbuka, disini kita merasa di ketinggian, karena pandangn yang luas
dan tanpa terhalang oleh pohon-pohon yang lebat.
In Memoriam Deden Hidayat
Ini merupakan batar vegetasi di gunung raung, di tempat ini terdapat
prasasti in memoriam deden hidayat, adalah seorang pendaki yang tewas di
gunung raung. Dari sini perjalan ke puncak mempunyai medan yang terjal
dan berbatu cadas sampai mengantarkan kita di bibir kawah.
Puncak Raung
Untuk menuju kepuncak di butuhkan nyali yang agak memadai, soalnya
jalur ke puncak kita diwajibkan berjalan di bibir kawah yang membuat
kaki kita kadang merinding. Untuk kesana silahkan ambil jalur ke kiri /
ke timur dengan medan yang memang menanjak. Dan pilihlah jalur yang
paling aman. Ingat! Keselamatan anda tidak bisa di beli di apotek
manapun!
Suggested camp
Untuk pendakian jalur sumber waringin, Bondowoso, penulis menyarankan
untuk menggunakan pondok demit atau atasnya untuk camp. Ini disarankan
jika piknikers mendaki dengan satu kali bermalam saja.
Puncak
Puncak gunung raung adalah salah satu dataran tertinggi di bibir
kawah. Yang sebenarnya puncak yang kita daki dari jalur ini adalah titik
tertinggi kedua. Puncak tertinggi pertama tidak bisa di akses dari
jalur ini. Jika ingin ke puncak tertingginya maka piknikers harus
mendaki via jalur selatan yaitu jalur kalibaru di Banyuwangi.
Pesan
Disini saya tidak meberikan estimasi biaya perjalanan karena estimasi
biaya setiap waktu bisa berubah dan saya menganjurkan untuk tanya
langsung ke petugas langsung dengan cara menghubungi petugas lewat
postingan CP petugas silahkan klik
di sini untuk mengetahui nomer telfon petugas gunung
Tidak ada komentar :
Posting Komentar