Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho
Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho
Gunung Lawu (ketinggian 3.265 mdpl) terletak di perbatasan antara
Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kabupaten Karanganyar (Jateng) di
sisi barat dan Kabupaten Magetan (Jatim) di sisi timur. Gunung dengan
banyak cerita mistis dan legenda ini memiliki 3 puncak yaitu Hargo
Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah.
Legenda
Menurut cerita, Gunung Lawu adalah tempat Raja Majapahit Prabu
Brawijaya V mengasingkan diri dan menghabiskan sisa hidupnya.
Menghindari kejaran dari penguasa kerajaan Demak yang tidak lain adalah
anaknya sendiri yaitu Raden Fatah. Hargo Dalem dipercaya sebagai tempat moksa (meninggal dan menyatu dengan alam) Prabu Brawijaya V. Sebelum moksa,
beliau mengangkat orang kepercayaan yaitu Sunan Gunung Lawu atau juga
dikenal sebagai Kyai Jalak. Konon jika kita menemui burung jalak di
Gunung Lawu, itu adalah jelmaan dari Sunan Gunung Lawu.
Menurut masyarakat sekitar, Gunung Lawu memiliki 3 pintu masuk. Ibarat
sebuah rumah, jalur melaui Candi Cetho adalah pintu utama, Cemoro
Kandang merupakan pintu samping, dan Cemoro Sewu pintu belakang.
Lokasi
Candi Cetho terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,
Kabupaten Karanganyar. Berjarak kurang lebih 40 km dari kota Solo dan
menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.
Gerbang masuk Candi Cetho |
Lokasi |
Jalur Candi Cetho masih sepi dibanding 2 jalur lainnya yaitu Cemoro
Kandang dan Cemoro Sewu, mungkin karena berat dan jauhnya trek menuju
puncak. Perjalanan normal dari basecamp menuju puncak Hargo Dumilah bisa memakan waktu 12-15 jam, wow!
Pendakian
Basecamp terletak di sebelah kanan candi dari arah kita masuk, fasilitas yang tersedia cukup lengkap di sini, Anda bisa istirahat dan packing.
Posko pendakian terletak tidak jauh dari basecamp, sekitar 15
menit Anda akan sampai di pos masuk. Setelah membayar dan mengisi data
para pendaki, Anda akan memulai perjalanan panjang dari sini.
Basecamp |
Posko Pendakian |
Peta Jalur |
Posko - Pos 1 (1 Jam)
Awal pendakian akan dimulai dari posko pendakian, jalan masih berupa cor
yang keras karena ini masih masuk dalam kawasan candi. Kurang lebih 15
menit perjalanan sampailah di jalur tanah dan berbatu, setelah 15 menit
menyusuri jalur yang didominasi ladang, Anda akan sampai di Candi
Kethek, dinamakan Candi Kethek karena dulu di tempat ini banyak sekali
kera (kethek).
Candi Kethek |
Sekitar 30 menit selepas Candi Kethek akhirnya sampai di Pos 1, ada shelter dengan ukuran tidak terlalu besar tapi cukup untuk beristirahat sejenak.
Pos 1 (Mbah Branti) |
Pos 1 - Pos 2 (1,5 jam)
Dari Pos 1 jalan mulai menanjak, hanya butuh waktu kurang lebih 1,5 jam untuk mencapai Pos 2. Pos 2 ditandai dengan sebuah shelter kecil di bawah pohon besar. Mohon maaf tidak ada foto di Pos 2, karena hujan mulai turun, kebetulan saya tidak membawa kamera waterproof.
Pos 2 - Pos 3 (3 jam)
Perjalanan Pos 2 menuju Pos 3 menurut saya adalah yang paling berat,
saya menyebutnya sebagai "jalur neraka". Menyusuri hutan, hujan mulai
turun dengan deras, trek basah dan licin, udara yang dingin, dan alas
kaki yang tidak mau diajak kompromi, membuat saya hampir menyerah sampai
di sini. Namun tiba-tiba saya teringat kata-kata mantan, sebut saja
Bunga, 28 tahun (bukan nama sebenarnya) "putus asa itu dosa, Mas"
akhirnya saya memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Setelah menempuh perjalan selama 3 jam, akhirnya kami sampai di Pos 3,
kami memutuskan istirahat dan memasak di tempat ini. Pos 3 terdapat shelter berukuran
cukup besar dan bisa memuat sekitar 10 orang. Di sini Anda juga bisa
mendirikan tenda, tapi hanya cukup 2-3 tenda saja, karena tempat yang
tidak terlalu luas.
Pos 3 (Cemoro Dowo) |
Pos 3 - Pos 4 (2 Jam)
Di trek ini jalan masih menanjak, tetapi tidak se-ekstrim sebelumnya.
Kurang lebih 2 jam Anda akan sampai di Pos 4. Di tempat ini bisa
mendirikan tenda, karena tempatnya cukup datar, seperti halnya di Pos 3,
hanya muat 2-3 tenda saja.
Pos 4 (Penggik) |
Pos 4 - Pos 5 (2 Jam)
Trek mulai sedikit slow di sini, landai dan banyak bonus. Di
jalur ini Anda kalau sedang beruntung bisa menjumpai beberapa burung
Jalak, menurut kepercayaan masyarakat setempat adalah jelmaan dari Kyai
Jalak (Sunan Gunung Lawu).
Di sini Anda bisa menjumpai beberapa burung Jalak |
Melewati Sabana menuju Pos 5 |
Entah kenapa kamera saya tidak bisa menangkap 1 ekor burung pun, mungkin
karena masih terlalu pagi dan cahaya belum terlalu banyak masuk.
Kurang lebih 2 jam rombongan kami akhirnya sampai di Sabana atau biasa
disebut sebagai Bulak Peperangan. Konon katanya tempat ini menjadi ajang
pertempuran antara Prabu Brawijaya melawan pasukan kerajaan Demak yang
dipimpin Raden Fatah.
Di Bulak Peperangan ini kami memutuskan untuk mendirikan tenda, tidak lupa foto-foto buat kenang-kenangan.
Tempat camp |
View Bulak Peperangan |
Pemanasan dulu sebelum summit attack |
Dari kiri ke kanan: Entoet, Kiki, NAZRIL IRHAM, Furqon, Daisy Eis, Wiwit, M Top, Faizal |
Pos 5 (Bulak Peperangan) |
Pos 5 - Hargo Dalem (2 Jam)
Setelah meninggalkan sepasang sejoli di tenda, akhirnya kami memutuskan untuk summit attack jam 9 pagi. Jalur ini lebih banyak landai dan pemandangan yang menakjubkan, selepas Sabana Anda akan menjumpai sebuah tanjakan yang mirip Tanjakan Cinta di Gunung Semeru.
"Tanjakan Cinta" milik Gunung Lawu |
Melintasi Sabana |
Papan Petunjuk menuju Gupakan Menjangan |
Gupakan Menjangan |
Indah bukan? |
Papan Pasar Dieng |
Batu-batu yang berserakan |
Berjalan ke arah kiri dari Hargo Dalem, ada sebuah warung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Warung Mbok Yem. Anda bisa makan dan istirahat di sini jika tidak membawa tenda, dengan harga yang cukup terjangkau, untuk 1 porsi nasi pecel dan telor dibanderol Rp10.000 dan segelas teh manis Rp4.000, murah bukan? Untuk ukuran sebuah warung yang berada di atas ketinggian 3000 mdpl saya kira harga yang sangat murah.
Nazril Irham? Bukan, ini penulis blog lagi pose di depan warung Mbok Yem |
Hargo Dalem - Hargo Dumilah (30 Menit)
Untuk menuju puncak tertinggi hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan medan yang cukup terjal.
Tugu di Hargo Dumilah |
Finally 3.265 mdpl DONE! |
Rincian Waktu Pendakian
Jalur
|
Waktu
Tempuh
|
Basecamp
-
Pos 1
|
1 jam
|
Pos 1 –
Pos 2
|
1,5 jam
|
Pos 2 –
Pos 3
|
3 jam
|
Pos 3 –
Pos 4
|
2 jam
|
Pos 4 –
Pos 5
|
2 jam
|
Pos 5 –
Hargo Dalem
|
2 jam
|
Hargo
Dalem – Hargo Dumilah
|
30 menit
|
Total
|
12 jam
|
Estimasi waktu di atas di luar bermalam, bongkar pasang tenda, masak, makan, selfie dll.
Waktu turun kurang lebih 4-5 jam.
Tiket Masuk dan Fasilitas
- Parkir sepeda motor Rp10.000
- Biaya masuk dan pendaftaran Rp15.000 (Juli 2016)
- Tempat istirahat
- Makanan dan minuman
- Merchandise
- Tempat parkir
- Toilet
- Mushola
- Wi-fi
Ucapan Terima Kasih
Hendro Yuliartono selaku pemimpin rombongan, Wiwit, Faizal, Daisy Eis,
Entoet (Solo), Furqon (Bekasi), Kiki (Semarang), juga Mas Pi'i dan Mas
Hari atas tumpangannya. KALIAN LUAR BIASA!
Special thanks to: Faizal untuk foto-fotonya.
Salam lestari dan salam rimba!
sumber : http://ariewitantra.blogspot.co.id
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar